Pada bulan September 2019 Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sedalam -0,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 133,36. Tingkat inflasi tahun kalender September 2019 tercatat 1,41 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2019 terhadap September 2018 atau YoY) tercatat setinggi 2,44 persen.
Lima kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi (m to m) yaitu kelompok I (bahan makanan) sedalam -2,49 persen; kelompok IV (sandang) sedalam -1,77 persen; kelompok VII (transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam -0,12 persen; kelompok III (perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar) sedalam -0,06 persen; kelompok V (kesehatan) sedalam -0,02 persen. Sementara itu, dua kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok II (makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau) setinggi 0,55 persen dan kelompok VI (pendidikan, rekreasi, dan olahraga) setinggi 0,05 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan September 2019 antara lain, bawang merah, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, celana panjang jeans, setelan baju anak, tarif angkutan udara, pembalut wanita, popok bayi, dan buah pir.
Dari 82 kota IHK, tercatat 70 kota mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota Sibolga (Sumatera Utara) sedalam -1,94 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota Surabaya (Jawa Timur) sedalam -0,02 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Kota Meulaboh (Aceh) setinggi 0,91 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Watampone dan Palopo (Sulawesi Selatan) masing-masing setinggi 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Denpasar menempati urutan ke-19 dari 70 kota yang mengalami deflasi.